Secara umum, wakil direktur pasti menghormati direktur. Begitupun wakil ketua menghormati ketua, wakil bendahara menghormati bendahara. Tetapi sepertinya hal itu kurang berlaku untuk konteks rakyat dan wakil rakyat. Mungkin memang ada beberapa orang wakil rakyat yang benar-benar menghormati rakyatnya dan tidak mendahulukan kepentingannya, melainkan mendahulukan kepentingan rakyat, dalam berbagai hal termasuk pengalokasian anggaran, dari pada kepentingan lainnya. Tetapi pertanyaannya, manakah yang lebih banyak? Yang menghormati rakyat dengan sepenuh hati dan jiwa raganya ataukah justru yang memanfaatkan posisinya sbagai wakil rakyat untuk kepentingan pribadi, kelompok atau parta-partainya?
Hingga kini saya merasa jenis yang kedua lebih banyak, itupun jika jenis pertama memang ada. Hal ini didukung dengan banyaknya pemberitaan yang cenderung "negatif" mengenai tindak tanduk wakil rakyat. Mulai dari kekisruhan yang terjadi saat rapat, hingga rencana pembangunan fasilitas yang mencapai nilai milyaran rupiah. Apakah memang hal seperti itu layak untuk dipikirkan seorang wakil rakyat yang menjadi representasi rakyat di nusantara baik rakyat miskin mauun rakyat berada? Merencanakan hal seperti itu saja rasanya kurang "pas" bagi seorang wakil rakyat apabila melihat kondisi rakyat sekarang ini yang masih membutuhkan perhatian dan bantuan seperti rakyat miskin, para tunawisma serta pelajar.
Hingga kini saya merasa jenis yang kedua lebih banyak, itupun jika jenis pertama memang ada. Hal ini didukung dengan banyaknya pemberitaan yang cenderung "negatif" mengenai tindak tanduk wakil rakyat. Mulai dari kekisruhan yang terjadi saat rapat, hingga rencana pembangunan fasilitas yang mencapai nilai milyaran rupiah. Apakah memang hal seperti itu layak untuk dipikirkan seorang wakil rakyat yang menjadi representasi rakyat di nusantara baik rakyat miskin mauun rakyat berada? Merencanakan hal seperti itu saja rasanya kurang "pas" bagi seorang wakil rakyat apabila melihat kondisi rakyat sekarang ini yang masih membutuhkan perhatian dan bantuan seperti rakyat miskin, para tunawisma serta pelajar.
Di Indonesia masih ada 29,89 juta orang rakyat miskin yang membutuhkan bantuan, baik finansial maupun keterampilan, dan upaya untuk merealisasikan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia tersebut tentulah tidak dapat dilakukan hanya dengan sedikit dana. Alangkah lebih baik apabila para wakil rakyat memikirkan kesejahteraan rakyat terlebih dahulu sebelum memikirkan peningkatan fasilitas yang ada. Dari pada membangun toilet seharga dua milyar, lebih baik membangun jembatan yang telah roboh sehingga para siswa dapat bersekolah dengan aman.
Dari pada membangun kamar di Gedung Kerja lebih baik membangun kamar bagi mereka yang tidak memiliki tempat berteduh. Sangat saya sesalkan apabila memang ada yang ngotot menginginkan peningkatan fasilitas terlebih dahulu..
Sekarang, sebagai generasi muda, apa yang dapat kita lakukan? Banyak sekali yang dapat kita lakukan mulai dari menegur DPR dengan cara yang baik dan benar, hingga melakukan aksi nyata, jangan hanya berorasi saja. Kita bisa langsung membantu warga miskin dengan bantuan yang kita himpun dari warga lain, kita pun bisa mendatangkan pelatih keterampilan untuk melatih warga miskin sehingga dapat mencari nafkah. Seperti pepatah : "If you give a fish to a man, he will eat for a day. If you teach him how to fish, he will eat forever.". Satu hal lagi : pilih wakil rakyat yang benar-benar mewakili rakyat.
Semoga bermanfaat :)
0 komentar:
Posting Komentar