Bacterial Cellulose dari Acetobacter xylinum
Mohamad Teguh Gumelar
Acetobacter xylinum
merupakan salah satu mikroorganisme yang mampu mensintesis glukosa
(gula) menjadi asam asetat. Selain menghasilkan asam asetat, spesies
xylinum juga mampu memproduksi dan mengeluarkan fibril selulosa sebagai
produk sekunder metabolisme. Fibril tersebut kemudian akan membentuk
lapisan seperti tudung/karpet yang mengapung di medium tempat bakteri
dikulturkan (dapat berupa air kelapa, air gula, teh manis atau sntan
kelapa yang diberi tambahan zat tertentu). Lapisan selulosa tersebut
berfungsi untuk melindungi bakteri dari radiasi UV, melindungi dari
kekeringan dan menjaga bakteri agar mendapatkan oksigen yang cukup,
sebab ia merupakan bakteri aerob (Peggy O'Neill Skinner & Cannon,
R.E. 2000). Bagi manusia, lapisan selulosa tersebut dapat dikonsumsi dan
sering disebut sebagai nata de coco (nata dari kelapa), apabila medium
penumbuhan Acetobacter xylinum adalah air kelapa atau santan kelapa.
Nata
de coco banyak dikonsumsi dan merupakan makanan berserat dengan kalori
yang rendah. Makanan ini pertama kali dikembangkan di Filipina dan telah
populer ke berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Nata de coco
banyak diproduksi dari santan kelapa, bukan air kelapa, sebab gula dalam
air kelapa mudah terfermentasi secara alami sehingga cepat asam dan
menghambat produksi skala industri. Sementara itu, santan kelapa yang
diproduksi dari daging kelapa memberikan jalan keluar yang lebih baik,
sebab daging kelapa mengandung gula dan lebih mudah disimpan
dibandingkan air kelapa (Andriani, Dini, 1996).
Selain sebagai bahan makanan, bacterial cellulose (BC) yang dihasilkan oleh Acetobacter xyilinum juga dapat diaplikasikan sebagai diafragma sensitif untuk stereo headphones,
pengental makanan, cat, tinta, perekat serta perlindungan jangka pendek
untuk kulit yang terbakar (sebelum melakukan pencangkokan kulit). BC
juga dapat digunakan untuk memproduksi benang dan kertas (Peggy O'Neill
Skinner & Cannon, R.E. 2000). Selain itu, BC juga dapat dimanfaatkan
dalam produksi bioenergy (Inder M. Saxena, T. Dandekar, R. Malcolm
Brown, Jr., 2000).
DAFTAR PUSTAKA
Inder M. Saxena, et al. 2000. Mechanism in Cellulose Biosynthesis. School of Biological Sciences, University of Texas at Austin, Austin. http://www.esf.edu/outreach/pd/2000 /cellulose/Saxena.PDF (diakses 24 Agustus 2012).
Peggy O'Neill Skinner & Cannon, R.E. 2000, "Acetobacter xylinum: An inquiry into cellulose biosynthesis", The American Biology Teacher, vol. 62, no. 6, pp. 442-444.
0 komentar:
Posting Komentar